Kampung sei Bebanir Bangun di huni oleh mayoritas dari suku asli banua atau suku barrau. Berbagai macam sumber penghasilan dari penduduk suku banua yang ada di kampung bangun ini. Dulu nya kampung sei bebanir bangun ini memiliki dua mata pencaharian saja yaitu bertani dengan menanam padi dan nelayan. Hampir semua warga memiliki lahan pertanian untuk di garap dan di tanami padi sebagai sumber penghasilan mereka, begitu pula dengan nelayan hampir semua penduduk memiliki kapal dan jaring untuk mencari ikan di laut.
Semakin dewasa nya kini lambat laut sumber pencaharian mereka mulai mertambah, mengingat sekarang sudah susah untuk mendapat kan hasil ikan yang melimpah ruah. Kini sebagian penduduk banyak beralih usaha dengan ternak ayam potong atau ayam pedaging. tapi pada sebagian warga masih tetap bertahan dengan Bertani dan Nelayan.
Di kampung Sei Bebanir bangun kini sudah mulai banyak usaha yang di lakukan warga nya. nulai dari Beternak ayam pedaging, usaha dagang sembako, counter pulsa dan token listrik, usaha kuliner dan sebagai nya.
Ada salah satu kegiatan yang menarik di kampung ini bagi para pemancing, sebagian warga kampung Bebanir Bangun menyediakan atau menyewakan kapal untuk para pemancing di daerah muara, pemancing cukup membayar dengan harga yang biasa nya telah di tentukan, sudah dapat menikmati seru nya nemancing du muara, umpan biasa nya sudah di sediakan oleh pemilik kapal berupa udang bajang hidup. Melihat dari banyak nya peminat pemancing yang ingin memancing di daerah muara di manfaat kan ileh sebagian nelayan di kampung bebanir bangun.
Tertarik untuk memancing di daerah muara silah kan datang saja ke kampung Bebanir bangun Kec. Sambaliung.
Adat dan Ritual Kampung Bebanir Bangun "Bagawai Uwat"
Bagawai Uwat (Bikin obat) Kampung Bebanir Bangun
Di kampung Bebanir Bangun, yang merupakan salah satu kampung yang berda di daerah Kabupateb Berau tepat nya di Kecamatan Sambaliung, terdapat berbagai Ritual Adat dan Kepercayaan suku barraw asli atau yang lebih di kenal dengan suku Banua, yang telah turun temurun dari nenek moyang mereka hingga kini tetap ada dan dilestarikan keberadaan nya. Salah satu nya adalah Adat dan Ritual Bagawai Uwat
Dari Nama nya "Bagawai Uwat" mempunyai arti Membuat Obat. Membuat Obat yang di maksud di sini bukan lah dalam bentuk sirup atau tablet yang di makan atau di kuyah untuk menyembuh kan sebuah penyakit. Bagawai Uwat yang di maksud adalah Sebuah Ritual adat dengan membuat sebuah perahu mini yang identik dengan warna kuning, serta di dalam nya terdapat beberapa makanan seperti nasi, ketan, pisang, telur dan sebagai nya.
Ritual Bagawai Uwat ini di buat untuk Tolak Bala dan keselamatan untuk setiap keluarga dan warga yang melaksanakan ritual ini. Ritual ini sudah berlangsung secara turun temurun yang hingga kini masih tetap di laksanakan, Biasanya acara ini di pimpin oleh pemangku adat atau seseorang yang telah mendapat Keahlian dan sesepuh nya. Sekelompol warga berkumpul di sebuah rumah dan dengan semangat gotong royong mereka bersama-sama membuat perahu kecil seperti perahu layar yang identik dengan warna kuning, Saat ritual sudah berlangsung biasanya Ketua atau orang yang yang memimpin acara ritual tersebut akan mengalami kesurupan, dan terus memimpin berlangsung nya acara tersebut, semua hal-hal yang berbau magis akan anda saksikan dalam sesi ini, Semua yang di luar akal sehat dan logika seakan di tangkis dengan kenyataan yang terlihat. sampai pada akhir nya perahu kecil yang telah di hias serta di penuhi dengan makanan tersebut akan di larung ke sungai bangun.
Setelah semua prosesi kegiatan selesai dengan di hanyut kan nya perahu mini tersebut maka berakhir pula Ritual Adat Bagawai Uwat tersebut.